Heiho! Apa
kabar pembaca semua? Mudah-mudahan selalu dalam keadaan sehat dan terus mampir
kemari, ya. :D
Masih saja
aku berkutat dengan prompt 14. Padahal aku seharusnya semua prompt di sini
telah kuselesaikan. Ssttt!! Males, ah, bilang apa alasan dibalik keterlambatan
ini karena selalu dan selalu terlambat. Aku saja yang terlambat sudah males
untuk memberikan alasan. Kalian, para pembaca, pasti sudah males untuk tahu
alasannya, kan? Sudahlah. Hihi.. :D
But, yea, yea, show must go on. Aku sudah berkomitmen untuk menyelesaikan
tantangan prompt ini. Tak peduli alasan A atau B. Tak peduli telat atau tepat
waktu. Tapi, sebisa mungkin aku tepat waktu dalam mengakhiri rentetan prompt
ini nantinya, insha Allah.
Nah, di
prompt ke-14 ini, aku diminta mengungkapkan sesuatu yang bikin aku stress.
Hadeh, apa ya? Oke, sebelum menjawab mari cerita dulu tentang apa itu stress.
Pastinya ada beragam definisi dari kata itu “stress”. Jika dialihbahasakan ke
bahasa Indonesia, stress akan berarti tekanan (mental). Sepengetahuanku, ada
bagian tertentu dari otak manusia yang mengelola stress ini. Ada beberapa
hormon yang berperan. Ada reaksi kimia yang terjadi. Jika stress-nya terlalu
tinggi, dikhawatirkan akan berdampak buruk bagi anggota tubuh lainnya.
Menurutku,
stress adalah suatu kondisi ketidaknyamanan yang diproduksi oleh otak dan
pikiran kita. Pemicu dari ketidaknyamanan ini beraneka macam. Pun begitu dengan
efek yang ditimbulkannya. Setiap orang memiliki alasan sendiri-sendiri untuk
merasa tidak nyaman terhadap suatu hal (atau umumnya suatu keadaan). Hal
tersebut dikarenakan setiap manusia punya pemikiran dan penafsiran sendiri. apa
yang bagi manusia A tidak nyaman, boleh jadi terasa biasa saja bagi manusia B.
Namun kita perlu memahami hal ini dengan baik dan sisipi dengan rasa simpati
atau malah empati. Miris, melihat orang yang berkacak pinggang dan mengejek
alasan si A stress hanya karena baginya itu bukan hal yang perlu di-stress-kan.
Nope, that’s not the way you should take
it. Daripada repot berkacak pinggang, lebih baik sisipkan waktu untuk mengenali
alasannya. Lebih baik bertanya dan menganalisa mengapa hal seperti itu bisa
membuatnya stress sementara itu tidak terjadi pada diri kita.
Haduh,
apakah tulisanku melantur? But yea,
penyebab stress memang bermacam-macam, namun efek yang ditimbulkannya boleh
jadi sama. Sebut saja beragam penyakit yang timbul akibat stress. Atau
penyakit-penyakit yang mana dokter menyarankan agar pasien pengidap penyakit
tersebut berusaha untuk mengurangi kadar stress-nya. Sekiranya aku sepakat jika
asal muasal penyakit yang ada ditubuh ini ada dua, yaitu pikiran dan perut.
Penyakit bisa datang karena gagal mengelola pikiran dengan baik dan bisa pula
gagal dalam menyeleksi menu makanan.
Okelah,
sudah cukup ceritanya. Lantas yang menjadi inti dari postingan ini adalah
penyebab diriku mengalami stress. Bisa kukatakan saat ini, ada dua hal yang
membuatku merasa stress. Pertama adalah perihal yang berkaitan dengan adaptasi.
Dan yang kedua adalah ketika tidak melakukan apa yang seharusnya kulakukan.
Adaptasi
menjadi hal yang menyulitkan saat ada hal-hal yang membuatku tidak nyaman,
tidak mudah merasa klik. Selain introvert, aku agak kurang kreatif dalam
memanipulasi sesuatu. Aku bisa dengan mudah mengekspresikan ketidaksukaanku
terhadap suatu hal karena aku cenderung tampil apa adanya. Kadang bukannya
tidak suka namun seperti perasaan enggan untuk ikut terlibat didalam suatu hal.
Aku bisa menjadi begitu apatis. Haha, entahlah apa maksud penjelasanku itu. But yea, adaptation could be something
tricky.
Oke, lanjut
tentang hal kedua. Salah satu contoh yang paling sering kejadian adalah
mengenai postingan blog. Ada banyak ide yang belum kueksekusi, yang belum
berhasil kuwujudkan dalam bentuk tulisan. Ide-ide itu terus mengambang di alam
pikiranku dan kadang mendesak untuk segera diwujudkan. Rasanya ketika ada jeda
waktu untuk menulis, aku abai dan malah larut dalam social media, atau larut
memikirkan urusan lainnya. Hemm, iya kali ya, manajemen aku masih buruk.
Seharusnya aku bisa mendorong diriku untuk lebih disiplin. Huwwaa…masih banyak
yang harus dibenahi.
Bagaimanapun
stress bukanlah hal baik untuk dipelihara. Namun stress juga sifatnya
manusiawi. Dia adalah pertanda bagi kita untuk lebih aware terhadap sesuatu. Terkadang itu juga menjadi pertanda kalau
ada sesuatu yang salah dan harus segera diperbaiki. Sama halnya dengan masalah,
cara menyikapi stress lebih penting daripada topik stress itu sendiri. hemm, ya
begitulah. Apapun stress-ku dan apapun stress-mu, semoga bisa kita tangani
dengan semestinya. Yaiy!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar